Skip to main content

HINAKU #cerpen

Aku adalah perempuan terpandang di desa ini. Gadis tercantik dengan sebutan “bunga desa”. Puteri bapak camat, orang terkemuka di daerah ini. Hari itu, ya... masih kuingat jelas kejadian hari itu. Saat aku bersolek genit, bak gadis kecil meniru dandanan boneka barbie. Bukan... aku bukan bermain-main, bukan pula hendak pergi ke pesta. Aku hanya akan duduk manis di ruang tamu. Hari ini, abah bilang bahwa lelaki itu akan datang melamarku. Aku masih duduk di depan meja rias, mamatut matut diri di cerminnya. Meski kadang terbesit rasa tegang, cemas, khawatir, namun kutepis semua itu. Namun masih terngiyang pertanyaan itu, “pantaskah dia untukku”? terdengar jahat memang, seolah aku merendahkannya. Tapi bukan itu maksudku. Ah, kenapa harus pertanyaan itu yang bergelantungan di otakku saat ini?
“sudah siap nduk”? tanya umi
“insyaallah mii, Zahra siap” jawabku

Umi memelukku hangat, mengusap kepalaku penuh kelembutan, kemudian menggandeng tanganku sembari berjalan keluar kamar, menuju ruang tamu. Di sana, di atas sofa merah marun, di hadapan abah, lelaki pilihan abah untukku duduk gagah tegap, tenang. Adapun aku, aku tak kuasa menatapnya. Aku hanya bisa menundukkan wajah, malu rasanya jika harus bersitatap dengannya. Tiba tiba cerita orang-orang berbisik keji menghampiri. “dia kan anak rantau, lama tinggal di Jogja, tidak ada yang tahu apa saja yang sudah dilakukannya di sana. Siapa tahu dia sudah punya banyak pacar, atau bisa jadi punya istri atau bahkan simpanan.” Sering memang kupikirkan kalimat-kalimat itu. Kalimat yang terlontar dari mulut mereka yang lebih mengenalnya dibanding aku. Dan sekali lagi aku mengacuhkannya, kutepiskan semua keraguan. Kuganti dengan kemantapan dan keyakinan. Aku duduk di antara abah dan umi. Dia menatap bapak penuh keyakinan, dengan tegas berkata “saya membawa cincin emas permata untuk adik Zahra, jikalau berkenan menerima lamaran saya, silahkan diterima sebagai azimat cinta saya padanya” ujarnya sembari tersenyum lugas, menatapku lamat. Aku hanya duduk termangu tersipu malu, diam.
“sukutul mar’ah jawabu na’am, diamnya perempuan berarti menjawab iya” sahut umi mencairkan suasana.
“alhamdulillah” ujar lelaki itu. 

Abahpun menerima cincin emas permata itu, memberikannya pada ibu, yang kemudian disematkannya di jari manis tangan kananku. Azimat cintanya kini terpatri padaku. Lelaki itu pamit, berkata akan kembali lagi membawa sanak saudaranya kemari. Membahas tanggal dan acara pernikahan. Terlalu singkat memang.
            
Lepas tiga hari, Nanik datang ke rumahku, dia sahabat karibku. Dia yang selama ini mengerti aku, hanya dia yang tahu kegundahanku dalam perkara ini.
“gimana Ra? Sudah kau terima lamarannya? Berjalan lancar kan?”
“alhamdulillah Nik, sebulan lagi dia akan datang bersama sanak saudaranya, membahas acara pernikahan.”
“tapi Ra, sudahkah kau fikirkan perkataan banyak orang itu? Dia sudah banyak bercengkrama dengan banyak perempuan di rantau, punya pacar, punya istri atau bisa jadi punya simpanan.”
“takku hiraukan Nik, sudah kutepis. Sudah bulat tekat ini, dia memilihku, aku menerimanya”
“ini Ra” Nanik mengulurkan selembar foto kepadaku.
“siapa ini Nik? Kakakmu?” tanyaku selepas melihat gambarnya.
“bukan, dia kerabatku, namanya Eko. Dia calon penglima TNI AL di Semarang, dia ingin mengenalmu melebihi apa yang aku ceritakan tentangmu padanya.
“Nanik.... aku sudah di lamar” kataku sembari menjulurkan jari manis tangan kananku, tempat cincin emas permata itu disematkan.
“Zahra... cobalah kau berfikir rasional, kau itu dijodohkan, bukan asli saling sayang dan cinta. Kau tak kenal siapa bang Arif, dia lama hidup di Jogja yang katanya kota pelajar, tapi kenyataannya kita tak tahu apa apa.”
“izinkan aku berfikir lebih jernih lagi Nik” jawabku lembut.
***
            
Hari itu, akhirnya abah setuju. Menyetujui permintaanku yang sempat ditolaknya. Aku memilih Eko, calon panglima TNI AL kerabat Nanik daripada bang Arif dosen muda salah satu kampus ternama di Jogja. Aku meminta abah mengembalikan cincin emas permata dari bang Arif. Walau sempat mengganjal di hati ini, seakan aku gadis tak tahu malu, gadis hina yang mengembalikan cincin emas permata dari lelaki yang melamarku. Tapi aku yakin itu keputusan terbaikku.
            
Bang Arif tak jadi datang bersama sanak saudaranya, ia datang seorang diri. Masih tetap tegap, tegas, walau tatapan matanya tak secerah saat melamarku dulu. Kali ini aku hanya berdiam diri di dalam kamar. Maafkan aku bang Arif, aku memang licik dalam urusan ini, aku lebih tergiyur pada calon panglima TNI AL daripada dirimu. Sekali lagi maafkan aku.
***
            
Tanggal 1 Suro 1436 H, kau datang bersilaturahim ke rumah abahku. Ketika itu juga aku sedang mudik bersama anak-anakku. Betapa terkejutnya aku. Istri dan anak-anak perempuanmu begitu cantik mempesona. Tak seperti suami dan anak-anak laki-lakiku yang tumbuh bak berandalan. Menyesal kini kurasakan, mengapa dulu kukembalikan cincin emas permata azimat lamaranmu itu. Lihatlah, kau tetap gagah tegap, walau keriput sudah mereotkan sedikit kulitmu. Penyesalan selalu datang di belakang. Tapi aku tahu, ini semua pilihanku, karena ini terbaik untuk kita. Dan aku yakin kau pasti sudah tahu, bahwa aku sudah hamil terlebih dahulu sebelum pernikahanku dengan calon panglima TNI AL itu. Maafkan wanita hina nan keji ini. Kumohonkan Ilahi agar engkau bersama anak istrimu selamat dunia akhirat dalam lindungan Allah SWT. Begitu juga aku. meski terlambat kusadari kini, aku sadar akan kebesaran dan kebenaran Firman Allah. bukan, bukan dia yang tak pantas untukku, namun diri inilah yang terlalu hina untuknya. 



Jepara 25 Oktober 2014

Comments

Popular posts from this blog

AUPAIR #5 (BIAYA PERSIAPAN AU PAIR)

Hallo leute! Wie geht? Gimana kabar kalian gaes? Sudah cari refrensi tentang Au Pair belum nih? Sudah ada yang les bahasa Jerman? Atau sudah ada yang nyicil bikin profile? Semangat terus yaaaa, pokoknya semangat!!! FYI: sepertinya keberangkatanku ke Jerman mundur bulan depan, karena dokumen dari orangtua asuh di sana belum sampai ke Indonesia, Hiks.  Tapi nggak papa, overall persiapan yang harus aku siapin udah kelar. Pokoknya tinggal nunggu dokumen dari orangtua asuh sebagai syarat membuat VISA AU PAIR. Mohon doa restu ya gaes. Bicara tentang Au Pair, udah tau kan Au Pair itu apa?  Au Pair itu bagaimana? Dan perbedaan Au Pair vs Nanny? Nah, untuk tulisan kali ini, aku akan kasih bocoran “ jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk persiapan Au Pair ”. Lagi-lagi ada yang berkomentar, “ Katanya Au Pair gratis, tapi kok ada biaya persiapannya sih? ”. Dan sekali lagi saya tekankan, yang gratis itu mengikuti program Au Pairnya, tapi untuk mengurus syarat mendaftarkan...

AU PAIR #2 (Syarat dan Cara Daftar Au Pair)

Tinggal gratis di Jerman? Keliling negara-negara di benua Eropa? Belajar bahasa dan budaya Jerman langsung di negara Jerman? Semua bisa diwujudkan dengan ikut program Au Pair lhooo ^_^ Apa itu Au Pair? Au Pair adalah program pertukaran kebudayaaan yang banyak dibuka oleh negara-negara maju benua Eropa, salah satunya adalah negara Jerman. Program ini dibuka untuk semua pemuda-pemudi di seluruh dunia. Selengkapnya sudah saya tulis di tulisan sebelum ini yaaa, bisa klik di  sini Syarat Au Pair? 1.      Pemuda/ pemudi berusia 18-26 tahun.  2.   Memiliki sertifikat bahasa Jerman minimal A1 (level dasar), namun  disarankan level A2.  3.     Menguasai bahasa Inggris aktif.  4.     Single (belum menikah)  5.     Sehat jasmani dan rohani  6.     Menyukai dunia anak-anak. Kalau syarat-syarat di atas sudah terpenuhi, maka kamu bisa lho daftarin...

AU PAIR #4 (AU PAIR vs NANNY)

Hallo leute, wie geht? Hallo semuanya, apa kabar? Kali ini aku bakal bahas tentang perbedaan Au Pair dan Nanny (baby sitter/ pembantu). Setelah aku nulis tentang Au Pair, banyak yang ternganga saat aku bilang salah satu tugas Au Pair adalah “mengasuh anak”. Oke lah, kita memang tinggal di lingkungan yang menganggap bahwa “mengasuh anak” berarti jadi nanny. Atau beres-beres rumah orang adalah pembantu. Padahal, tidak semua yang mengasuh anak adalah nanny dan tidak semua yang beres-beres rumah orang lain  adalah pembantu. Kok Ratna bisa bilang gitu? Ya iyalah, orang aku di rumah beres-beres & mengasuh anak (ponakan), hahaha. Kalau bagi kalian mengasuh anak & beres-beres rumah adalah nanny & pembantu, berarti aku nanny dan pembantu tanpa bayaran donk? Hahaha Lol. Okeoke, yuk kita move ngebahas tentang hal ini. Sebagimana yang sudah aku tulis di blog sebelumnya (klik di sini  dan ini ), bahwa Au Pair adalah program pertukaran kebudayaan. Namun banyak yang menan...