Hai, selamat bertemu lagi
Setelah sekian lama terhempas dan kutepis, akhirnya titik kelemahan hati ini datang lagi. Entah bagaimana bisa, akupun masih galau dibuatnya. Nyaris lima tahun hati ini kukunci, berharap tak ada yang mengusiknya lagi. Ketika banyak yang mengetuk pintu hati namun kuacuhi, ada dia yang berhasil membuatku membukanya lagi.
Entah kenapa bisa dia, akupun masih bimbang dibuatnya. Ketika lagi-lagi Tuhan menghadapkanku pada dua pilihan masa depan. Kalau sudah begini, pantaskah aku marah pada takdir? Pantaskah aku berteriak lantang melawan nasib? Sedang aku ini apa? Hanya manusia biasa.
Dan aku sadar, harusnya aku bersyukur pada Tuhan, karena ini adalah jawaban doa dan tirakatku selama ini. Pilihannya memang berat, namun kan kupastikan Tuhan selalu ikut campur dalam segala prosesnya. Saat aku lepas kendali, kubiarkan Tuhan yang mengambil alih.
Hati... Cintailah perasaanmu dengan penuh kejujuran. Derajat cinta tertinggi adalah mencintai hatinya bukan sebatas jasadnya.
Ini memang soal rasa, jatuh cinta.
Tidak masalah, aku akan menunggu sampai kamu siap tuk mengatakan apa yang kamu inginkan. Tentu besar harapanku jika diterima. Tapi aku tak berkecil hati jika hal sebaliknya yang kudapat. Buatku, sebuah kebahagiaan jika seseorang yang kucintai tahu kalau aku mencintainya.
Yang jelas, kini aku jatuh cinta lebih dari kadar yang kuperbolehkan. Di mataku, dia menyentuh hatiku lebih jauh dari yang kuperkirakan. Walau akhirnya, di jalan ini kita memilih berjalan sendiri. Harus berakhir sunyi, tanpa setetespun embun pagi. Yang tersisa hanya kenangan sebuah kecup tanpa sentuhan alam.
Hijau adalah warna kesukaanku. Sedangkan warna dukaku, kurasa tak perlu kau tahu itu.
Setelah sekian lama terhempas dan kutepis, akhirnya titik kelemahan hati ini datang lagi. Entah bagaimana bisa, akupun masih galau dibuatnya. Nyaris lima tahun hati ini kukunci, berharap tak ada yang mengusiknya lagi. Ketika banyak yang mengetuk pintu hati namun kuacuhi, ada dia yang berhasil membuatku membukanya lagi.
Entah kenapa bisa dia, akupun masih bimbang dibuatnya. Ketika lagi-lagi Tuhan menghadapkanku pada dua pilihan masa depan. Kalau sudah begini, pantaskah aku marah pada takdir? Pantaskah aku berteriak lantang melawan nasib? Sedang aku ini apa? Hanya manusia biasa.
Dan aku sadar, harusnya aku bersyukur pada Tuhan, karena ini adalah jawaban doa dan tirakatku selama ini. Pilihannya memang berat, namun kan kupastikan Tuhan selalu ikut campur dalam segala prosesnya. Saat aku lepas kendali, kubiarkan Tuhan yang mengambil alih.
Hati... Cintailah perasaanmu dengan penuh kejujuran. Derajat cinta tertinggi adalah mencintai hatinya bukan sebatas jasadnya.
Ini memang soal rasa, jatuh cinta.
Tidak masalah, aku akan menunggu sampai kamu siap tuk mengatakan apa yang kamu inginkan. Tentu besar harapanku jika diterima. Tapi aku tak berkecil hati jika hal sebaliknya yang kudapat. Buatku, sebuah kebahagiaan jika seseorang yang kucintai tahu kalau aku mencintainya.
Yang jelas, kini aku jatuh cinta lebih dari kadar yang kuperbolehkan. Di mataku, dia menyentuh hatiku lebih jauh dari yang kuperkirakan. Walau akhirnya, di jalan ini kita memilih berjalan sendiri. Harus berakhir sunyi, tanpa setetespun embun pagi. Yang tersisa hanya kenangan sebuah kecup tanpa sentuhan alam.
Hijau adalah warna kesukaanku. Sedangkan warna dukaku, kurasa tak perlu kau tahu itu.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHallo Sarah, wie gehts? Email aku: ratnasarirahmayanti@gmail.com
ReplyDelete